Tafakur Galaksi & Pencerahan Bumi
Langit bertasbih. Galaksi bertafakur. Bintang-bintang dan planet-planetnya pun patuh dan beredar pada jalan yang dikehendaki Allah. Bumi berserta isinya tunduk kepada Sang Kholiq. Hanya sebagian manusia yang menentang (kufur) dan tidak mau taat menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Allah memerintahkan untuk membaca ayat-ayat quoliyah dan ayat-ayat kauniyah. Mengaji dan mengkaji firman-firman Allah dalam kitab suciNya. Meneliti dan menelaah fenomena alam dan menemukan sunnatullah (hukum-hukum Allah) yang terkandung di dalamnya. Kebenaran dari kedua sumber tersebut akan bermuara pada kesimpulan akan kebesaran dan keagungan Allah SWT.
Terhadap peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialami Nabi Muhammad SAW, terdapat tiga kelompok dalam menanggapinya. Pertama, orang-orang yang beriman. Mereka sepenuh hati membenarkan peristiwa Isra’ Mi’raj. Mereka meyakini bahwa Nabi menjalani Isra’ Mi’raj itu dengan ruh dan jasadnya. Apa pun yang disampaikan Nabi dan bagaimanapun peliknya peristiwa itu, mereka yakin kebenarannya. Seperti yang disampaikan oleh sahabat Nabi, Abu Bakar Ash-Siddiq bahwa peristiwa yang lebih pelik dan unik dari itu pun tetap percaya karena itu mu’jizat yang diberikan Allah kepada RosulNya.
Kedua, kelompok yang terang-terangan menolak. Mereka berpendapat peristiwa yang disampaikan oleh Nabi itu mustahil terjadi. Mereka menuduh Nabi berbohong, bahkan ada yang mengatakan Nabi hilang akalnya dengan bercerita seperti itu. Kelompok ini diwakili oleh sikap Abu Jahal, Abu Lahab, dan kawan-kawannya.
Ketiga, kelompok yang ragu-ragu. Mereka hampir-hampir tidak percaya. Tetapi mereka takut dimasukkan kedalam golongan orang-orang yang tidak beriman. Maka mereka membuat peristiwa itu menjadi serasional mungkin. Dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan Isra’ Mi’raj hanya dengan ruhnya tidak dengan raganya.
Hingga memasuki millenium ketiga saat ini dalam menanggapi dan menyikapi peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut tetap terbagi menjadi tiga kelompok.
Ada dua tempat yang istimewa disebutkan dalam Isra’ Mi’raj itu. Yaitu Masjidil Haram tempat Baitullah berada sebagai tempat ibadah yang pertama dibangun dan Masjidil Aqsha atau Baitul Baqdis tempat ibadah yang tertua kedua.
Jika Masjidil Haram dan sekitarnya tidak ada masalah tatkala orang-orang muslim berziarah untuk berhaji dan umrah ke tempat suci itu, karena dikelola oleh khodamul Haramain yang muslim. Tidak demikian halnya dengan Masjidil Aqsha. Kaum muslimin tidak dapat dengan leluasa berziarah dan beribadah di dalamnya, karena tempat Nabi SAW naik ke langit waktu Mi’raj itu, kini berada dalam genggaman Zionis Israel. Kita berharap mudah-mudahan Allah segera mengembalikan wilayah suci untuk tiga agama Ibrahimi-Islam, Nasrani dan Yahudi itu kedatangan kaum beragama tauhid untuk mengelolanya.
Peristiwa Isra’ Mi’raj mengandung hikmah yang sangat besar. Satu diantaranya, turunnya perintah shalat yang disampaikan secara langsung oleh Allah SWT. Dengan mendirikan shalat secara benar dan khusyu’, para hamba Allah akan bening hatinya, bersih pikirannya, shalih amalnya dan mulia akhlaknya. Dari sini terpancar Nur Ilahi yang mencerahkan bumi dan seluruh isinya.
salam kompak seduluran : kentank :)
0 komentar:
Posting Komentar