1. Ketrampilan berkomunikasi dapat dipelajari, bukan sekedar bakat sejak lahir. Anda menangis ketika dilahirkan, bukan berbicara. Anda belajar bagaimana berbicara dngan meniru orang lain - kebutuhan belajar tidak penah akhir.
2. Asumsikanlah bahwa pesan berikutnya yang Anda sampaikan akan disalah artikan. Ini akan membantu Anda berkomunikasi lebih cermat, membantu anda berusaha mencari umpan balik, dan memeriksa diri sendiri terlebih dahulu bilamana Anda tidak memperoleh hasil yang diinginkan.
3. Jangan takut pesan Anda tidak jelas; yang penting bagaimana agar pesan Anda dimengerti. Tanyalah diri sendiri, “Bagaimana saya dapat menyampaikan pesan ini supaya dimengerti?”
4. Arti dari suatu kata tidak dapat dijumpai dalam kamus. Definisi memang ada dalam kamus; maknanya ada dibenak manusia. Kita tidak menyampaikan makna; kita menyampaikan pesan (kata-kata dan perilaku) yang menggambarkan dan mendatangkan makna dalam pikiran pendengar kita.
5. Makna yang diterima pendengar dari Anda lebih banyak dating dari bagaimana Anda menyampaikannya ketimbang dari apa yang Anda sampaikan. Dalam kenyataan, nada suara serta bahasa tubuh Anda menghasilkan lebih dari 90% makna yang diterima.
6. Bila dua orang saling berjumpa, mereka berkomunikasi. Meskipun anda tidak merasa mengirimkan pesan, sebenarnya Anda melakukannya. Mungkin saja ini bukan pesan yang ingin anda sampaikan, tetapi orang lain menerimanya. “Anda tidak mungkin tidak berkomunikasi.”
7. 87% dari informasi yang tersimpan dalam benak seseorang masuk melalui matanya. Bila kata-kata anda bertentangan dengan tindakan anda, pendengar akan lebih mempercayai tindakan anda.
8. Komunikasi adalah proses yang rumit, berjalan terus-menerus, dinamis dan berubah-ubah. Komunikasi bukanlah sekedar pertukaran kata-kata seperti yang diduga banyak orang . lebih banyak kemungkinan kelirunya ketimbang benarnya. Komunikasi akan berantakan jika anda tidak terus-menerus berusaha menyempurnakannya.
salam kompak seduluran : kentank :)
0 komentar:
Posting Komentar