Bersama embun yang menguap dan cucian siang yang risau
dan sebagainya penjuru teduh itu tiba-tiba mengejarku
kemudian ia pun datang berhelai bianglala
dan tiada bersifat cahaya mendekati gulita ruang bawah kita yang di kata
hampir saja akan merinai segala manis yang menjelmakan iris
engkau bilang sederai adzan melemasi kekar yang biasa dalam datar
getar berlayar ke biru pulau-pulau.
0 komentar:
Posting Komentar